Sabtu, 02 Juli 2016

KHUTBAH IDUL FITRI 1437 H/ 2016 M MEMPERKOKOH TAKWAH PASCA RAMADHAN

Oleh : Winda Kustiawan, MA
(Penulis adalah Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara, Ketua Umum PW GPII Sumatera Utara 2015-2018, Pengasuh Pondok Pengajian Alquran Darul Bening Sei Rotan)
ألســــــــــــــــلا م عليـــــــكم ورحمــة الله وبركاته   
الله أكبر    لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون.لا إله إلا الله والله أكبرالله أكبر ولله الحمد
ألحمـد لله رب العـالمين ألذي أمرنا أن نقيـم الاجـتمـاع والاتحـاد والتواد د بين ألعـباد ونهـانا عـن التـفرق والتبـاغـض والابتـعـاد   أشـهـد ان لا إلــه إلا ألله وحـده لا شـريك لـه ألذي وعـد بيوم المـعاد  وأشـهـد أن ومـولنـا مـحـمـدا عـبده ورسـوله ألحـائـز الشـرف والرفـق فـوق العـبـاد أللهـم صـل وســـلم على حبيـبنـا وشـفعيـنا محمــد وعـلى آلـه واسـحابـه ألمـطعيــن بشـريعــة الاســلام حـق ألاعـتمـا د.  أمـا بعـد.  أيـها الحـاضـرون إتـقـوا الله حـق تقـاتـه ولا تمـوتن إلا وأنتــم مســلمـــون.  أعـوذ با لله من الشــيطان الرجيــم باســـــم الله الرحمـــن الرحيــــم : يريـد ألله بكـم اليســر ولا يريـد بكــم العســر ولتـكمـلوا العـدة ولتكبـروا ألله على مـا هـداكــم ولعـلكـم تشـكرون.
MUKADDIMAH
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin Jamaah Shalat Id Firi Yang di Rahmati Allah
Segala puji bagi Allah SWT yang tetap melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sebagai orang beriman yang mempercayai setelah kehidupan dunia akan menyongsong kehidupan akhirat kekal dan abadi, setiap perbuatan hidup di dunia akan diminta pertanggung jawaban disisi Allah SWT. Baik pendengaran, penglihatan dan bahkan hati sekalipun akan dimintai pertanggung jawaban di sisi Allah SWT, sepantas dan sewajarnya kita bersukur kepada-Nya. Sesuai dengan firman Allah SWT di dalam al-qur’an surah al-Isra’ ayat 36 :
 
Artinya : Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya.
Dan marilah sama-sama kita berdoa dan bermunajat kepada Allah agar salawat serta salam tetap terlimpah kepada Nabi Allah Muhammad SAW. Kita berharap mudah-mudahan contoh kebaikan beliau tetap kita ikuti dan diamalkan sampai penghujung akhir hidup ini. Dan terlebih contoh keteladanan beliau dapat terwarisi kepada generasi serta keturunan-keturunan kita, sehingga mereka dapat selamat dunia dan akhirat. Amin
RAMADHAN SERUAN IMAN
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin Jamaah Shalat Id Firi Yang di Rahmati Allah
Babak baru telah dimulai dengan merayakan kemenangan atas orang beriman setelah satu bulan penuh menjalankan beberapa rangkaian ibadah ramadan, yaitu puasa, shalat, sedakah, zakat dan aktifitas sosial lainnya. Kewajiban ini diseru kepada umat muslim yang beriman kepada Allah, dapat dilihat surat albaqarah ayat 183.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Ini menunjukkan bahwa ramadhan telah memberikan bekal yang sangat luar biasa dalam pembentukan iman kita, terutama untuk menjalani aktifitas sebelas bulan mendatang, yang pada akhirnya kita dapat menemui ramadan kembali. Namun disisi lain banyak dari kita terjerumus kembali kepada lembah kehinaan setelah Allah memberikan hidayah iman-Nya. Seperti kemaksiatan dilokoni kembali, perzinahan, korupsi, mencuri, menggunjing orang lain, berkelahi, menghibah, memfitnah dan lainnya yang mengandung kezaliman di permukaan dunia ini kembali dalam diri kita. Maka sebenarnya ramadan harus memberikan proteksi yang baik untuk melindungi diri kita dari kebatilan dan kemaksiatan yang akan terjadi.
Hampir setiap rangkaian ibadah yang kita kerjakan pada bulan ramadan, selalu mengharapkan bimbingan dan petunjuk Allah, agar hati dan iman selalu tetap terjaga dengan baik, sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang mengandung kesesatan dan kenistaan. Dan hampir setiap selesai ibadah shalat inilah yang kita mohonkan pada-Nya dalam rangkaian doa.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Artinya : (Mereka berdoa). “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)” (QS. Ali- Imran : 8).
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin Jamaah Shalat Id Firi Yang di Rahmati Allah
Konsep dasar ramadhan yang hadir bersama kita adalah panggilan ruh keimanan untuk mewujudkan ketaqwaan yang hakiki di mata Allah. Ramadhan hadir di seruh kepada orang yang beriman kepada Allah. Yaitu menyakini dengan baik bahwa Allah-lah tempat berlindung, berserah diri dan meminta segala sesuatunya. Dan mentaati segala perintah serta meninggalkan larangan-Nya. Orang yang beriman itu mampu mengaktualisasikan ibadahnya dengan khusuk, dalam pengertian tidak lalai dan tidak meninggalkan ibadah. Orang beriman itu juga mampu menjaga lisan dan perbuatannya yang tidak bermanfaat dan dapat menyakiti perasaan orang lain. Coba kita perhatikan Firman Allah :
 قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
ٱلَّذينَ هُمْ في‏ صَلاتِهِمْ خاشِعُونَ 
وَ الَّذينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ َ
وَ الَّذينَ هُمْ لِلزَّكاةِ فاعِلُونَ
وَ الَّذينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حافِظُونَ
Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (QS. Al-Mukminun 1-5)”.
Tidak kalah pentingnya dalam ayat ini, orang beriman itu harus mampu membagi kebahagian hidupnya seperti memberikan bantuan berupa materi, makanan, ilmu, tenaga dan pikiran kepada orang yang membutuhkannya. Karena harta yang diberikan itu sesungguhnya adalah titipan dan harus di kembalikan kejalan Allah. Perhatikan Firman Allah “...menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka (QS. 2 : 3)”. Maksudnya disini adalah bahwa sebagai orang yang beriman harus mampu meletakkan sisi kehidupannya untuk nilai-nilai sosial. Tidak serta merta hanya mampu berhubungan baik dengan Allah namun juga mampu berinteraksi kepada orang-orang disekelilingnya. Dan juga mampu menjaga nafsu atau kehormatannya di mata manusia terlebih dihadapan Allah, seperti berbuat maksiat, mencuri, korupsi, selingkuh dan bahkan perzinahan. Hal ini dapat terwujud dengan baik di ramadhan yang telah kita jalankan dapat dijadikan sebuah panggilan ruh keimanan. Karena puasa dalam arti yang sesungguhnya adalah menahan, yaitu dari makan, minum, dan bersenggama serta menahan segala bentuk yang dapat membatalkan puasa dari terbit hingga terbenamnya matahari.
MENANAMKAN  RASA TAKUT KEPADA ALLAH
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin Jamaah Shalat Id Firi Yang di Rahmati Allah
Rasa takut kepada Allah sebaiknya itu harus hadir dalam kehidupan ini, untuk menyeimbangkan dan menetralisir kehidupan duniawi yang selalu melupakan diri untuk ingat kepada Allah. Kesibukan dunia yang kita lakukan setiap saat terkadang sering melupakan kita untuk dekat kepada Allah. Contoh sederhana saja misalnya kita dari pagi hingga sore hari mencari nafkah, baik itu kita sebagai buruh, petani, pedagang, nelayan, pegawai swasata, pegawai negeri, guru, dosen, aparatur penegak hukum, pengusaha dan penguasa. Dengan segudang aktifitas dan kegiatan yang selalu hadir, kemudian waktu shalat tiba sementara pekerjaan harus diselesaikan, dan bahkan terkadang ketika tidak sibuk bekerja kita melalaikan atau meninggalkan shalat. Ini sebenarnya disebabkan tidak tumbuhnya kedekatan dan rasa takut itu kepada Allah. Sementara Allah mengingatkan kepada manusia bahwa kesenangan dan kemewahan dunia ini jangan sampai melupakan diri untuk mengingat Allah (QS. 102 : 1).
Belum lagi godaan dalam melakoni aktifitas bekerja ingin cepat kaya dan menjadi jutawan, sehingga dalam menggapainya melakukan penyimpangan. Seperti pegawai, aparatur penegak hukum atau pejabat melakukan tindakan korupsi, pedagang dengan mengurangi timbangan, pengusaha meyerobot lahan orang dengan paksa dan masih banyak lagi pekerjaan untuk mencari nafkah dengan jalan yang batil (buruk). Maka begitu pentingnya menumbuhkan dan memupuk rasa takut kepada Allah dimanapun kita berada, pada akhirnya kita akan merasa diawasi Allah. Sehingga kemungkinan untuk melakukan kejahatan itu sangat kecil dan bahkan dapat dihindari, disebabkan kita sudah menamkan rasa takut kepada Allah.
Untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa takut kepada Allah yang pertama yaitu mengetahui hukum Allah yang dipelajari dari alquran dan hadis. Alquran sebagai kitab petunjuk bagi manusia untuk membimbing kejalan Allah (QS. 2 : 185), agar manusia tidak tersesat dalam kehidupan ini. Maka Nabi sebelum akhir hayat beliau berpesan kepada kaumnya untuk perpegang kepada dua pedoman yaitu alquran dan sunnah agar selamat dunia akhirat. Artinya ketika manusia ingin mendapatkan kebaikan hidup didunia dan menuju kehidupan akhirat yang mulia harus mengikuti aturan Allah dan rasul-Nya. Dan bahkan Allah akan memberikan kebahagiaan dan kemenangan atas perbuatannya untuk patuh dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Perhatikan firman Allah :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Dan barang siapa yang takut kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan” (QS. 24:52).
            Kedua memahami siksaan yang amat pedih terhadap manusia yang tidak takut kepada Allah. Begitu banyak di dalam alquran mengenai penjelasan bagi orang yang tidak patuh menjalankan perintah Allah dan tetap dalam kebatilan. Contoh misalnya ketika Allah menyindir orang-orang yang selalu meninggalkan shalat akan mendiami neraka saqor, Firman Allah :
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَقَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
Artinya : "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? "Mereka menjawab: 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat," (QS. 74 : 42).
Kemudian orang yang enggan membelanjakan hartanya kejalan Allah hanya menumpuk dan menyimpannya saja, maka Allah akan membakar harta dan dirinya didalam neraka. Firman Allah :
يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖهَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
Artinya : Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu. (QS. 9 : 35).
Selanjutnya melakukan kemusrikan yaitu meminta pertolongan selain dari Allah, padahal Allah telah menjelaskan bahwa kemusrikan itu adalah kezaliman yang amat besar. Allah berfirman :
لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya : ...janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar (QS. 31 : 13).
Dengan memahami dampak dan ancaman dari sisi perbuatan yang tidak baik atau tidak menjalankan perintah-Nya dan tidak meninggalkan larangan-Nya, memunculkan efek takut kepada Allah.
RAMADAN, KAMI PASTI MERINDUKANMU
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin Jamaah Shalat Id Firi Yang di Rahmati Allah
            
Siapapun manusianya di dunia ini pasti akan merindukan kembali ramadan hadir  dalam kehidupan ini. Bahkan hati yang paling dalam ini ingin mengatakan kalaulah bisa hari-hari kehidupan kita harus ramadan, dalam sebuah hadis nabi mengatakan “Sungguh apabila umatku mengetahui luarbiasanya keutamaan dari ramadan, maka mereka akan menginginkan sepanjang waktu dalam hidupnya ramadan”. Namun itulah indahnya Islam sebagai agama RAHMATAN LIL’ALAMIN yaitu membawa rahmat untuk seluruh kehidupan alam semesta ini membawa adil dan kedamaian. Tapi sebagai manusia biasa hati ini tidak bisa menahan sedih dan kedua belah mata ini tidak dapat menahan tangis tatkala ramadan meninggalkan kita. Maka rasulullah menganjurkan kepada kita agar untuk bermohon dengan berdoa terjadap perlindungan, petunjuk dan dan hidayah.

اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina.” Artinya: Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri dan kecukupan kepada-Mu. (HR. Muslim no. 2721)

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
Allahumma inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’’ (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar).” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih).
            Kita berharap dengan doa yang kita panjatkan kehadirat Robbi ini dapat menjadikan kekuatan yang mendalam dalam membangun kekuatan iman kita di masa yang akan datang, sehingga kita dapat menemui ramadan kembali dengan suka cita, penuh keyakinan dan ketenangan baik itu jiwa dan ruhaniah. Maka amal salih yang kita kerjakan pada bulan ramadan seperti shalat harus tetap kita jaga dengan baik. Dengan shalat yang kita kerjakan akan melindungi kita dari perbuatan yang di murkai Allah. Sebagaimana firman Allah sebagai berikut :
            إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) kejidan mungkar (QS. Al-Ankabut : 45).
Begitu juga sedakah dan zakat yang kita kerjakan dibulan ramadan mampu merefleksi hidup kita untuk peduli terhadap kesulitan sesama. Selain itu ibadah puasa yang kita kerjakan dapat menjaga dan menahan amarah kita. Sehingga Allah akan memuliakan kita sebagai manusia dipermukaan dunia ini sebagai manusia yang bertaqwa.
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَوَتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ 
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. Ali Imran : 133-134).
PENUTUP    
Selain untuk tetap memperkokoh ibadah shalat, sedekah, zakat dan menahan amarah selapas ramadan, maka hal yang tidak kalah penting adalah memaafkan kesalahan manusia. Untuk itu marilah dihari yang bahagia ini yaitu bulan yang penuh dengan kesucian dan peningkatan iman dan ibadah untuk saling memaafkan atas kesalahan yang pernah terjadi. Karena saling memaafkan adalah termasuk ciri orang yang bertakwa, dan orang yang bertakwa akan dibalas Allah dengan surga. Semoga kita semua yang telah melaksanakan seluruh rangkaian ramadan tahun ini adalah golongan orang yang bertakwa disisi-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin. Billahi Fii sabililhaq Fastabiqul Khairat
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
(Khutbah ini disampaikan pada Sholat Id Fitri 1437 H/ 2016 M)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar