(Penulis
adalah Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara, Ketua Umum PW
GPII Sumatera Utara 2015-2018, Pengasuh Pondok Pengajian Alquran Darul Bening
Sei Rotan)
ألســــــــــــــــلا م عليـــــــكم
ورحمــة الله وبركاته
الله أكبر لا إله إلا
الله والله أكبر، الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا
إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون.لا إله إلا الله
والله أكبر. الله أكبر ولله الحمد
ألحمـد لله رب العـالمين ألذي أمرنا أن نقيـم
الاجـتمـاع والاتحـاد والتواد د بين ألعـباد ونهـانا عـن التـفرق
والتبـاغـض والابتـعـاد أشـهـد ان لا إلــه إلا ألله وحـده لا
شـريك لـه ألذي وعـد بيوم المـعاد وأشـهـد أن ومـولنـا مـحـمـدا
عـبده ورسـوله ألحـائـز الشـرف والرفـق فـوق العـبـاد أللهـم صـل وســـلم على
حبيـبنـا وشـفعيـنا محمــد وعـلى آلـه واسـحابـه ألمـطعيــن بشـريعــة الاســلام
حـق ألاعـتمـا د. أمـا بعـد. أيـها الحـاضـرون إتـقـوا الله
حـق تقـاتـه ولا تمـوتن إلا وأنتــم مســلمـــون. أعـوذ با لله من
الشــيطان الرجيــم باســـــم الله الرحمـــن الرحيــــم : يريـد ألله بكـم
اليســر ولا يريـد بكــم العســر ولتـكمـلوا العـدة ولتكبـروا ألله على مـا
هـداكــم ولعـلكـم تشـكرون.
MUKADDIMAH
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin
Jamaah Shalat Id Firi Yang di Rahmati Allah
Segala
puji bagi Allah SWT yang tetap melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sebagai
orang beriman yang mempercayai setelah kehidupan dunia akan menyongsong
kehidupan akhirat kekal dan abadi, setiap perbuatan hidup di dunia akan diminta
pertanggung jawaban disisi Allah SWT. Baik pendengaran, penglihatan dan bahkan
hati sekalipun akan dimintai pertanggung jawaban di sisi Allah SWT, sepantas
dan sewajarnya kita bersukur kepada-Nya. Sesuai dengan firman Allah SWT di
dalam al-qur’an surah al-Isra’ ayat 36 :
Artinya
: Dan janganlah engkau mengikut apa yang
engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan
penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang
apa yang dilakukannya.
Dan
marilah sama-sama kita berdoa dan bermunajat kepada Allah agar salawat serta
salam tetap terlimpah kepada Nabi Allah Muhammad SAW. Kita berharap
mudah-mudahan contoh kebaikan beliau tetap kita ikuti dan diamalkan sampai penghujung
akhir hidup ini. Dan terlebih contoh keteladanan beliau dapat terwarisi kepada
generasi serta keturunan-keturunan kita, sehingga mereka dapat selamat dunia
dan akhirat. Amin
RAMADHAN SERUAN IMAN
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin Jamaah Shalat Id Firi Yang
di Rahmati Allah
Babak baru telah
dimulai dengan merayakan kemenangan atas orang beriman setelah satu bulan penuh
menjalankan beberapa rangkaian ibadah ramadan, yaitu puasa, shalat, sedakah,
zakat dan aktifitas sosial lainnya. Kewajiban ini diseru kepada umat muslim
yang beriman kepada Allah, dapat dilihat surat albaqarah ayat 183.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang
sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Ini menunjukkan bahwa
ramadhan telah memberikan bekal yang sangat luar biasa dalam pembentukan iman
kita, terutama untuk menjalani aktifitas sebelas bulan mendatang, yang pada
akhirnya kita dapat menemui ramadan kembali. Namun disisi lain banyak dari kita
terjerumus kembali kepada lembah kehinaan setelah Allah memberikan hidayah
iman-Nya. Seperti kemaksiatan dilokoni kembali, perzinahan, korupsi, mencuri,
menggunjing orang lain, berkelahi, menghibah, memfitnah dan lainnya yang
mengandung kezaliman di permukaan dunia ini kembali dalam diri kita. Maka
sebenarnya ramadan harus memberikan proteksi yang baik untuk melindungi diri
kita dari kebatilan dan kemaksiatan yang akan terjadi.
Hampir setiap rangkaian
ibadah yang kita kerjakan pada bulan ramadan, selalu mengharapkan bimbingan dan
petunjuk Allah, agar hati dan iman selalu tetap terjaga dengan baik, sehingga
dapat terhindar dari hal-hal yang mengandung kesesatan dan kenistaan. Dan
hampir setiap selesai ibadah shalat inilah yang kita mohonkan pada-Nya dalam
rangkaian doa.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Artinya
: (Mereka
berdoa). “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia)” (QS. Ali- Imran : 8).
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin Jamaah Shalat Id Firi Yang
di Rahmati Allah
Konsep
dasar ramadhan yang hadir bersama kita adalah panggilan ruh keimanan untuk
mewujudkan ketaqwaan yang hakiki di mata Allah. Ramadhan hadir di seruh kepada
orang yang beriman kepada Allah. Yaitu menyakini dengan baik bahwa Allah-lah
tempat berlindung, berserah diri dan meminta segala sesuatunya. Dan mentaati
segala perintah serta meninggalkan larangan-Nya. Orang yang beriman itu mampu
mengaktualisasikan ibadahnya dengan khusuk, dalam pengertian tidak lalai dan
tidak meninggalkan ibadah. Orang beriman itu juga mampu menjaga lisan dan
perbuatannya yang tidak bermanfaat dan dapat menyakiti perasaan orang lain.
Coba kita perhatikan Firman Allah :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
ٱلَّذينَ هُمْ في صَلاتِهِمْ خاشِعُونَ
وَ الَّذينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ َ
وَ الَّذينَ هُمْ لِلزَّكاةِ فاعِلُونَ
وَ الَّذينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حافِظُونَ
Artinya
: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang
yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan
orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya
(QS. Al-Mukminun 1-5)”.
Tidak
kalah pentingnya dalam ayat ini, orang beriman itu harus mampu membagi
kebahagian hidupnya seperti memberikan bantuan berupa materi, makanan, ilmu,
tenaga dan pikiran kepada orang yang membutuhkannya. Karena harta yang
diberikan itu sesungguhnya adalah titipan dan harus di kembalikan kejalan
Allah. Perhatikan Firman Allah “...menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka (QS. 2 : 3)”. Maksudnya disini adalah bahwa
sebagai orang yang beriman harus mampu meletakkan sisi kehidupannya untuk
nilai-nilai sosial. Tidak serta merta hanya mampu berhubungan baik dengan Allah
namun juga mampu berinteraksi kepada orang-orang disekelilingnya. Dan juga mampu menjaga nafsu atau kehormatannya
di mata manusia terlebih dihadapan Allah, seperti berbuat maksiat, mencuri,
korupsi, selingkuh dan bahkan perzinahan. Hal ini dapat terwujud dengan baik di
ramadhan yang telah kita jalankan dapat dijadikan sebuah panggilan ruh keimanan.
Karena puasa dalam arti yang sesungguhnya adalah menahan, yaitu dari makan,
minum, dan bersenggama serta menahan segala bentuk yang dapat membatalkan puasa
dari terbit hingga terbenamnya matahari.
MENANAMKAN RASA TAKUT KEPADA ALLAH
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin Jamaah Shalat Id Firi Yang
di Rahmati Allah
Rasa
takut kepada Allah sebaiknya itu harus hadir dalam kehidupan ini, untuk
menyeimbangkan dan menetralisir kehidupan duniawi yang selalu melupakan diri
untuk ingat kepada Allah. Kesibukan dunia yang kita lakukan setiap saat
terkadang sering melupakan kita untuk dekat kepada Allah. Contoh sederhana saja
misalnya kita dari pagi hingga sore hari mencari nafkah, baik itu kita sebagai
buruh, petani, pedagang, nelayan, pegawai swasata, pegawai negeri, guru, dosen,
aparatur penegak hukum, pengusaha dan penguasa. Dengan segudang aktifitas dan
kegiatan yang selalu hadir, kemudian waktu shalat tiba sementara pekerjaan
harus diselesaikan, dan bahkan terkadang ketika tidak sibuk bekerja kita
melalaikan atau meninggalkan shalat. Ini sebenarnya disebabkan tidak tumbuhnya
kedekatan dan rasa takut itu kepada Allah. Sementara Allah mengingatkan kepada
manusia bahwa kesenangan dan kemewahan dunia ini jangan sampai melupakan diri
untuk mengingat Allah (QS. 102 : 1).
Belum
lagi godaan dalam melakoni aktifitas bekerja ingin cepat kaya dan menjadi
jutawan, sehingga dalam menggapainya melakukan penyimpangan. Seperti pegawai,
aparatur penegak hukum atau pejabat melakukan tindakan korupsi, pedagang dengan
mengurangi timbangan, pengusaha meyerobot lahan orang dengan paksa dan masih banyak
lagi pekerjaan untuk mencari nafkah dengan jalan yang batil (buruk). Maka
begitu pentingnya menumbuhkan dan memupuk rasa takut kepada Allah dimanapun
kita berada, pada akhirnya kita akan merasa diawasi Allah. Sehingga kemungkinan
untuk melakukan kejahatan itu sangat kecil dan bahkan dapat dihindari,
disebabkan kita sudah menamkan rasa takut kepada Allah.
Untuk
menanamkan dan menumbuhkan rasa takut kepada Allah yang pertama yaitu mengetahui hukum Allah yang dipelajari dari alquran
dan hadis. Alquran sebagai kitab petunjuk bagi manusia untuk membimbing kejalan
Allah (QS. 2 : 185), agar manusia tidak tersesat dalam kehidupan ini. Maka Nabi
sebelum akhir hayat beliau berpesan kepada kaumnya untuk perpegang kepada dua
pedoman yaitu alquran dan sunnah agar selamat dunia akhirat. Artinya ketika
manusia ingin mendapatkan kebaikan hidup didunia dan menuju kehidupan akhirat
yang mulia harus mengikuti aturan Allah dan rasul-Nya. Dan bahkan Allah akan
memberikan kebahagiaan dan kemenangan atas perbuatannya untuk patuh dan taat
kepada Allah dan rasul-Nya. Perhatikan firman Allah :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ
وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Dan barang siapa yang
takut kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa
kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan”
(QS. 24:52).
Kedua
memahami siksaan yang amat pedih terhadap manusia yang tidak takut kepada
Allah. Begitu banyak di dalam alquran mengenai penjelasan bagi orang yang tidak
patuh menjalankan perintah Allah dan tetap dalam kebatilan. Contoh misalnya
ketika Allah menyindir orang-orang yang selalu meninggalkan shalat akan
mendiami neraka saqor, Firman Allah :
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَقَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ
الْمُصَلِّينَ
Artinya
: "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? "Mereka
menjawab: 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan
shalat," (QS. 74 : 42).
Kemudian
orang yang enggan membelanjakan hartanya kejalan Allah hanya menumpuk dan
menyimpannya saja, maka Allah akan membakar harta dan dirinya didalam neraka.
Firman Allah :
يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ
فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖهَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ
لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
Artinya
: Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada
mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu. (QS. 9 : 35).
Selanjutnya
melakukan kemusrikan yaitu meminta pertolongan selain dari Allah, padahal Allah
telah menjelaskan bahwa kemusrikan itu adalah kezaliman yang amat besar. Allah
berfirman :
لاَتُشْرِكْ
بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya
: ...janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar (QS. 31 : 13).
Dengan
memahami dampak dan ancaman dari sisi perbuatan yang tidak baik atau tidak
menjalankan perintah-Nya dan tidak meninggalkan larangan-Nya, memunculkan efek
takut kepada Allah.
RAMADAN, KAMI PASTI MERINDUKANMU
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin
Jamaah Shalat Id Firi Yang di Rahmati Allah
Siapapun manusianya di dunia ini
pasti akan merindukan kembali ramadan hadir
dalam kehidupan ini. Bahkan hati yang paling dalam ini ingin mengatakan
kalaulah bisa hari-hari kehidupan kita harus ramadan, dalam sebuah hadis nabi
mengatakan “Sungguh apabila umatku mengetahui luarbiasanya keutamaan dari
ramadan, maka mereka akan menginginkan sepanjang waktu dalam hidupnya ramadan”.
Namun itulah indahnya Islam sebagai agama RAHMATAN LIL’ALAMIN yaitu
membawa rahmat untuk seluruh kehidupan alam semesta ini membawa adil dan
kedamaian. Tapi sebagai manusia biasa hati ini tidak bisa menahan sedih dan
kedua belah mata ini tidak dapat menahan tangis tatkala ramadan meninggalkan
kita. Maka rasulullah menganjurkan kepada kita agar untuk bermohon dengan
berdoa terjadap perlindungan, petunjuk dan dan hidayah.
اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
“Allahumma inni as-alukal huda wat
tuqo wal ‘afaf wal ghina.” Artinya: Ya Allah, aku meminta
pada-Mu petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri dan kecukupan kepada-Mu. (HR.
Muslim no. 2721)
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
“Allahumma
inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’’ (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal
dan hawa nafsu yang mungkar).” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih).
Kita berharap dengan doa yang kita
panjatkan kehadirat Robbi ini dapat menjadikan kekuatan yang mendalam dalam
membangun kekuatan iman kita di masa yang akan datang, sehingga kita dapat
menemui ramadan kembali dengan suka cita, penuh keyakinan dan ketenangan baik
itu jiwa dan ruhaniah. Maka amal salih yang kita kerjakan pada bulan ramadan
seperti shalat harus tetap kita jaga dengan baik. Dengan shalat yang kita
kerjakan akan melindungi kita dari perbuatan yang di murkai Allah. Sebagaimana
firman Allah sebagai berikut :
إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan)
kejidan mungkar (QS.
Al-Ankabut : 45).
Begitu
juga sedakah dan zakat yang kita kerjakan dibulan ramadan mampu merefleksi
hidup kita untuk peduli terhadap kesulitan sesama. Selain itu ibadah puasa yang
kita kerjakan dapat menjaga dan menahan amarah kita. Sehingga Allah akan
memuliakan kita sebagai manusia dipermukaan dunia ini sebagai manusia yang
bertaqwa.
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَوَتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. Ali Imran :
133-134).
PENUTUP
Selain untuk tetap
memperkokoh ibadah shalat, sedekah, zakat dan menahan amarah selapas ramadan,
maka hal yang tidak kalah penting adalah memaafkan kesalahan manusia. Untuk itu
marilah dihari yang bahagia ini yaitu bulan yang penuh dengan kesucian dan
peningkatan iman dan ibadah untuk saling memaafkan atas kesalahan yang pernah
terjadi. Karena saling memaafkan adalah termasuk ciri orang yang bertakwa, dan
orang yang bertakwa akan dibalas Allah dengan surga. Semoga kita semua yang
telah melaksanakan seluruh rangkaian ramadan tahun ini adalah golongan orang
yang bertakwa disisi-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Billahi Fii sabililhaq Fastabiqul Khairat
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
(Khutbah ini disampaikan pada
Sholat Id Fitri 1437 H/ 2016 M)